Social Icons

Pages

Senin, 02 Juli 2018

Mudahnya Menanam Kacang Hijau


Mudahnya Menanam Kacang Hijau


oleh : Herlina, SP

UPTD BP3 Kec. Taliwang





Kacang hijau merupakan salah satu komoditas kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat Indonesia. Tanaman ini selain banyak mengandung zat-zat gizi juga bermanfaat untuk proses pengobatan. Secara agronomis dan ekonomis, tanaman kacang hijau memiliki kelebihan dibanding tanaman kacang-kacangan lainnya. Untuk mendapatkan hasil kacang hijau yang lebih tinggi masih memungkinkan jika kendala dalam pertumbuhannya dapat diatasi dengan teknologi budidaya yang tepat.

Komponen teknologi yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut:

Pola Tanam;
  • Pada Lahan Sawah : padi-padi-kacang hijau, penanaman dilakukan di awal musim kemarau dan pertengahan musim kemarau;
  • Di Lahan Kering : padi gogo-palawija-kacang hijau. Di lahan kering, tanaman kacang hijau pada bulan pertama tergantung dari curah hujan yang cukup tinggi antara 100-150 mm/bulan, sedangkan bulan kedua antara 50-100 mm/bulan.


Varietas;

Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan, namun pada daerah endemik varietas unggul yang tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Murai dianjurkan untuk ditanam; Kebutuhan benih 20 kg/ha dengan daya tumbuh >90%.



Penyiapan Lahan

  • Pengolahan tanah harus dilakukan dengan benar. agar kelembapan tanah menjadi ideal.
  • Pembajakan hanya dilakukan bila tanahnya tidak terlalu basah. Jika pembajakan dilakukan pada saat tanahnya basah maka struktur tanah menjadi rusak.
  • Kacang hijau dapat tumbuh pada semua jenis tanah sepanjang kelembaban dan tersedianya unsur hara yang cukup.
  • Pada lahan bekas padi dilakukan TOT (Tanpa Olah Tanah) ;  jerami cukup dipotong pendek atau rata dengan tanah.
  • Pada lahan kering/tegalan tanah dibajak sedalam 15-20 cm, kemudian digaru dan diratakan, kemudian dibersihkan dari sisa-sisa tanaman gulma serta dibuat bedengan yang lebarnya sekitar 3-5 m ;
  • Diantara bedengan dibuat saluran drainase yang dalamnya kurang lebih 30 cm dan lebarnya 30 cm, yang fungsinya sebagai saluran drainase pada musim hujan dan saluran air irigasi pada musim kemarau.




Penanaman;

  • Penanaman di lahan sawah dapat dilakukan kurang lebih 2 biji per lubang, dengan jarak tanam sekitar 20 x 20 cm, dan jaraknya sekitar 40x15 cm atau 40 x 10 cm.
  • Penanaman dilakukan dengan cara di tugal, dengan kedalaman sekitar 3-5 cm. Lubang tanam ditutup dengan tanah atau jerami yang telah dipotong dapat dijadikan mulsa segera setelah tanam.
  • Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak Iebih dan tujuh hari.



Pemupukan;

  • Pupuk yang digunakan antara lain 45 kg Urea + 45-90 kg SP36 + 50 kg KCI/ha untuk lahan yang kurang subur. Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman; Bahan organik berupa pupuk kandang 15-20 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam.
  • Sebaliknya di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak perlu dipupuk maupun diberi bahan orqanik.

Penyiangan;

Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur dua dan empat minggu, Pada daerah yang sukar mendapatkan tenaga kerja dapat digunakan herbisida pra tumbuh non-selektif seperti Lasso, Roundup, Paraquat, Dowpon, atau Goal dengan takaran 1-2 l/ha yang diberikan 3-4 hari sebelum tanam.

Pengendalian Hama dan Penyakit;

Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan mengunakan pestisida apabila dengan menggunakan secara komplementer/alami tidak berhasil.




Pengairan;

  • Periode kritis tanaman terhadap air adalah pada saat tanam dan pada saat berbunga (umur 25 hari), pembentukan dan pengisian polong (45 hari). Pada masa lainnya, jumlah air yang dibutuhkan relative sedikit.
  • Pengairan diberikan melalui saluran antar bedengan.


Panen dan Pasca 

  • Panen dapat dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat.
  • Panen dilakukan dengan cara dipetik dan sebaiknya dilkukan pada pagi hari pada saat udaranya masih lembab.
  • Jarak panen pertama dengan kedua dan ketiga bervariasi, sekitar 3-5 hari.
  • Pengeringan polong dapat dilakukan dengan sinar matahari, dapat dijemur di atas terpal/plastik.
  • Pembijian dilakukan dengan memasukan polong kedalam plastik dan dipukul-pukul dengan bambu hingga polong pecah.



Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/cetak/9690

0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Blogger news

Sample Text

Blogroll

Sample Text

 
Blogger Templates