HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI
Oleh : Herlina, SP
UPTD BP3 Kec. Taliwang
Kegiatan penyemprotan serempak sebagai upaya alternatif pengendalian hama dan penyakit di Kecamatan Taliwang |
Dalam budidaya tanaman padi, maka kita tidak akan terlepas dari ancaman hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman padi kita. Dalam mengatasi organisme pengganggu ini kita pelu melakukan penanggulangan agar tujuan budidaya kita bisa tercapai.
Di bawah ini kita akan membahas tentang hama dan penyakit pada tanaman padi, gejala dan cara pengendaliannya.
A. HAMA PADA TANAMAN PADI
1. BELALANG
- Merupakan hama pemakan daun & penghisap cairan malai muda (Walang Sangit).
- Memakan daun dengan cara MENGGIGIT, MENGUNYAH & MENGHISAP (Walang Sangit).
- Mulai mengganggu sejak persemaian hingga tanaman padi dewasa.
- Berantas dengan à MESTAFEN 200EC, RACUN KONTAK YANG SANGAT AMPUH.
- Konsentrasi penggunaan : 1 – 2 cc/liter à 15 cc – 30 cc/tangki
2. LEMBING / KEPIK HIJAU
- Merupakan hama penghisap.
- Memakan dengan cara MENGHISAP.
- Mulai mengganggu & mengancam sejak tanaman padi muncul malai.
- Berantas dengan MESTAFEN 200EC, RACUN KONTAK YANG SANGAT AMPUH.
- 1 – 2 cc/liter à 15 cc – 30 cc/tangki.
3. PENGGEREK BATANG
- Ditandai oleh kehadiran ngengat (kupu-kupu), kematian tunas-tunas padi (sundep, dead heart), kematian malai (beluk, white head), dan ulat (larva) penggerek batang. Yang berbahaya adalah keturunannya berupa larva atau ulat, terutamanya di dalam batang .
- Merusak tanaman pada semua fase tumbuh. Bila serangan terjadi pada pembibitan sampai fase anakan, hama ini disebut sundep dan jika terjadi pada saat berbunga, disebut beluk.
- Insektisida yang efektif berbahan aktif: karbofuran, bensultap, karbosulfan, dimenhipo, amitraz, dan fipronil.
4. WERENG COKLAT (Nilaparvata lugens)
- Vektor penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Dengan menghisap cairan dari dalam jaringan pengangkutan tanaman padi, WCk dapat menimbulkan kerusakan pd hampir semua fase.
- Gejala : daun-daun yang menguning, kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar) yang dikenal dengan istilah hopperburn. Dalam suatu hamparan, gejala hopperburn terlihat sebagai bentuk lingkaran, yang menunjukkan pola penyebaran WCk yang dimulai dari satu titik, kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran.
- Pengendalian : varietas tahan, penanaman padi dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, pergiliran varietas, dan insektisida yang efektif berbahan aktif : amitraz, bupofresin, beauveria bassiana 6.20x1010 cfu/ml, BPMC, fipronil, amidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPCI, propoksur, atau tiametoksan.
5. WERENG HIJAU (Nephotettix sp. )
- WH merupakan vektor penyakit tungro,
- WH menghisap cairan dari dalam daun bagian pinggir, tidak menyukai pelepah, ataupun daun-daun bagian tengah. WH menyebabkan daun-daun padi berwarna kuning sampi kuning oranye, penurunan jumlah anakan, dan pertumbuhan tanaman yang terhambat (memendek).
- Pemupukan unsur nitrogen yang tinggi sangat memicu perkembangan WH.
- WH umumnya dikendalikan dalam satu paket dengan pengendalian tungro. Dianjurkan untuk menanam varietas tahan tungro, dan penggunaan insektisida yang berbahan aktif BPMC, bufrezin, imidkloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam..
6. KEONG MAS
- Ditandai oleh adanya telur berwarna merah muda dan keong mas dengan berbagai ukuran dan warna.
- Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang di pertanaman. Bekas potongan daun dan batang yang diserangnya terlihat mengambang.
- Keong mas dapat dikendalikan melalui: Memasang saringan di saluran irigasi, Menancapkan bambu untuk betelur, Memasukkan bebek ke sawah setelah umur tanaman padi 35 hst, Memungut Kiong Mas.
- Bila diperlukan gunakan pestisida yang berbahan aktif niclos amida dan pestisida botani seperti lerak, deris, dan saponin.
B. PENYAKIT PADA TANAMAN PADI
1. Tungro
- Fokus utama pengendalian Virus Tungro dilakukan terhadap serangga vektor, yaitu Wereng Hijau.
- Gejala serangan tungro yang menonjol adalah perubahan warna daun dan tanaman tumbuh kerdil. Warna daun tanaman sakit bervariasi dari sedikit menguning sampai jingga.
- Lakukan pembersihan gulma di areal pertanaman & lingkungan sekitar. Membajak segera setelah panen (tunggak jerami, segara dibongkar). Pergiliran tanaman : padi-padi-palawija. Tanaman serempak,yang tahan tungro.
- Dengan bahan kimia à bila dijumpai wereng hijau, lakukan pencegahan sejak dipersemaian.
2. Hawar Daun ( Cercospora orizae )
- Bercak cercospora disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae.
- Penyakit menyebabkan kerusakan yang serius pada pertanaman di lahan yang kurang subur.
- Penyakit menghasilkan gejala lurus sempit berwarna coklat pada helaian daun bendera, pada fase tumbuh – pemasakan .
- Gejala juga dapat terjadi pada pelepah dan kulit gabah.
- Penyakit dikendalikan dengan pemupukan berimbang yang lengkap, dengan dosis 250 kg urea, 100 kg SP36, dan 100 kg KCl per ha
3. Hawar Pelepah ( Rhyzoctonia solani )
- Penyakit menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah, makin awal terjadi kerebahan, makin besar kehilangan yang diakibatkannya. Penyakit ini menyebabkan gabah kurang terisi penuh atau bahkan hampa.
- Hawar pelepah terjadi umumnya saat tanaman mulai membentuk anakan sampai menjelang panen. Namun demikian, penyakit ini juga dapat terjadi pada tanaman muda.
- Penyakit disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani, dengan gejala awal berupa bercak oval atau bulat berwarna putih pucat pada pelepah.
- Dalam keadaan yang menguntungkan (lembab), penyakit dapat mencapai daun bendera. Patogen bertahan hidup dan menyebar dengan bantuan struktur tahan yang disebut sklerotium.
4. Busuk Batang (Helmintosporiun sp.)
- Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi bagian tanaman dalam kanopi dan menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah. Untuk mengamati penyakit ini, kanopi pertanaman perlu dibuka. Perlu diwaspadai apabila terjadi kerebahan pada pertanaman, tanpa sebelumnya terjadi hujan atau hujan dengan angin yang kencang.
- Gejala awal berupa bercak berwarna kehitam-hitaman, bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelepah daun dan secara bertahap membesar. Akhirnya, cendawan menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah, anakan mati, dan akibatnya tanaman rebah.
- Pemupukan berimbang dapat menekan perkembangan penyakit. Untuk mengurangi penyebaran lebih luas lagi, keringkan tanaman sampai saat panen tiba.