PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI
oleh : Herlina, SP
UPTD BP3 Kec. Taliwang
Pertanaman yang terserang penyakit blas di Desa Lalar Liang, Kec. Taliwang |
A. GEJALA PENYAKIT BLAS
Penyakit blas disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea yang merupakan salah satu kendala utama dalam upaya peningkatan produksi, terutama pada pertanaman padi gogo. Penyakit blas dijumpai juga pada pertanaman padi di daerah pasang surut dan rawa.
Cendawan P. grisea dapat menyerang daun padi, buku batang, leher malai, malai padi, bulir padi dan kolar daun. Penyakit blas tidak hanya menyerang tanaman padi, tetapi dapat menyerang tanaman lain seperti gandum, sorgum dan spesies rumput-rumputan.
Penyakit Blas menyerang semua fase pertumbuhan tanaman padi. Pada fase persemaian dan vegetatif umumnya menyerang daun sehingga disebut Blas daun. Blas daun merupakan bercak coklat kehitaman berbentuk belah ketupat dengan pusat bercak berwarna putih.
Bercak coklat kehitaman berbentuk belah ketupat |
Tanaman padi yang terserang Blas di Desa Lalar Liang, Kec. taliwang |
Pada fase tanaman tua (generatif) penyakit ini menyerang leher malai, malai, bulir padi dan kolar daun, umumnya disebut Blas leher atau busuk leher. gejalanya bercak coklat kehitaman pada pangkal leher yang mengakibatkan leher malai tidak mampu menopang malai dan patah.
Pertanaman yang terserang blas di Desa Lalar Liang, Kec. taliwang |
Serangan blas daun yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan anakan produktif sehingga menyebabkan malai kecil dengan sedikit gabah. Tak hanya itu saja, bahkan dapat menyebabkan seluruh tanaman padi mati sebelum berbunga. Serangan blas leher dapat menurunkan tingkat produksi padi secara langsung, karena leher malai busuk dan patah sehingga pengisian bulir padi terganggu dan bulir padi menjadi hampa (gabug).
B. BIOLOGI DAN EKOLOGI PENYAKIT BLAS
Cendawan P. grisea mempunyai banyak ras, masing-masing ras tersebut dapat berubah dan membentuk ras baru dengan cepat apabila populasi tanaman atau sifat ketahanan tanaman berubah. Pada kondisi lingkungan yang mendukung, satu siklus penyakit blas yaitu dimulai ketika spora cendawan menginfeksi dan menghasilkan suatu bercak pada tanaman padi dan berakhir ketika cendawan bersporulasi dan menyebarkan spora baru melalui udara terjadi dalam sekitar 1 minggu. Selanjutnya dari satu bercak itu dapat menghasilkan ratusan bahkan ribuan spora dalam satu malam, dan dapat terus menghasilkan spora selama lebih dari 20 hari.
Penyakit blas lebih menyukai kondisi periode embun yang panjang, kelembaban yang tinggi, sedikit atau tidak ada angin pada malam hari dan temperatur malam hari sekitar 22-29oC. Daun yang basah yang berasal dari embun ataupun sumber lain sangat dibutuhkan untuk infeksi.
Spora dihasilkan dan dilepaskan pada kondisi kelembaban relatif yang tinggi, dan tidak ada spora yang dihasilkan pada kondisi kelembaban di bawah 89%. Sporulasi meningkat apabila kelembaban relatif di atas 93%, sedangkan temperatur optimum untuk perkecambahan spora, pembentukan bercak dan sporulasi adalah 32-35oC.
Bercak secara cepat akan berkembang menjadi lebih besar pada suhu 32oC selama 8 hari dan sesudahnya perkembangan bercak akan menurun. Perluasan bercak berlangsung lambat dan konstan pada suhu 16oC dalam waktu 20 hari.
Faktor lain yang mendukung perkembangan penyakit blas adalah pemakaian pupuk nitrogen yang berlebihan, tanah dalam kondisi aerobik dan stres kekeringan. Pemupukan nitrogen yang berlebihan (tinggi) dapat menghasilkan daun yang lunak dan terkulai, sehingga lebih sangat rentan terhadap penyakit blas, sedangkan pemberian Si cenderung membantu kekerasan dan ketegakan daun.
Pengaruh nitrogen terhadap sel epidermis adalah meningkatnya permeabilitas air dan menurunnya kadar unsur Si sehingga cendawan lebih mudah melakukan penetrasi. Sumber inokulum primer di lapang adalah jerami. Sumber inokulum benih umumnya memperlihatkan gejala awal pada persemaian. Untuk daerah tropis, sumber inokulum selalu ada sepanjang tahun karena adanya spora di udara dan tanaman inang alternatif selain padi.
C. PENGENDALIAN PENYAKIT BLAS
Pengamatan Gejala Penyakit Blas di Desa Lalar Liang, Kec. Taliwang. |
Dengan Teknik Budidaya
1. Penanaman Benih Sehat.
Pengendalian penyakit blas lebih efektif apabila dilakukan sedini mungkin. Untuk mencegah penularan melalui benih maka perlu dilakukan pengobatan benih dengan fungisida sistemik.
2. Perendaman Benih
Benih direndam dalam larutan fungisida yang berbahan aktif Trisiklazole selama 24 jam dan selama perendaman larutan diaduk merata setiap 6 jam. Sesudah melakukan perendaman benih dikering anginkan di atas kertas koran hingga gabah siap disemai.
3. Cara Pelapisan
Benih direndam ke dalam air murni (tanpa campuran) selama 2-3 jam lalu tiriskan hingga air tidak menetes lagi. kemudian fungisida dicampur/diaduk rata dengan benih.
4. Cara Tanam
Sangat dianjurkan tanam dengan jarak tanam Legowo dan menggunakan sistem pengairan secara berselang untuk mengurangi kelembaban sekitar kanopi pertanaman.
5. Pemupukan
Perkembangan penyakit dapat ditekan menggunakan pupuk N dan K secara berimbang.
Dengan Penanaman Varietas Padi Yang Tahan Blas
Beberapa varietas padi yang tahan terhadap blas adalah :
- Inpari 21
- Inpari 22
- Inpari 26
- Inpari 27
- Inpago 4 sampai inpago 8
Dengan Penggunaan Fungisida Nabati dan Kimia
Fungisida Nabati
Fungisida nabati dapat berupa produk langsung jadi yang dijual di pasaran misalnya Inokulan/starter Trichoderma sp dan Gliocladium sp yang digunakan sebagai tindakan preventif pada masa vegetatif padi.
Fungisida Kimia
Penggunaan fungisida kimia juga dianjurkan bagi daerah yang endemi terhadap blas. Penyemprotan dilakukan dua kali yaitu pada masa anakan maksimum dan masa awal berbunga. Beberapa fungisida sistemik yang biasa ada dipasaran : Isoprotiolane, Trisiklazol, Kasugamycin, Thiopanatemethyl, Difenoconazol, mikocide 70, Amistartop, Score, Pyoguilon, Nelumbo 250 EC, Prima Vit
D. PENCEGAHAN PENYAKIT BLAS
1. Sanitasi lingkungan
2. Pemakaian jerami Sebagai Kompos
Jamur P. grisea dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman padi atau jerami, maka dari itu perlu dilakukan Pembenaman jerami dalam tanah sebagai kompos pada saat proses dekomposisi miselia dan spora jamur mati karena naiknya suhu.
Sosialisasi Pengendalian Penyakit Blas, di Desa Lalar Liang Kec. Taliwang. |
Dari berbagai sumber.